Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Penyuluh Pertanian Pada Bipp-Kp Kabupaten …(PRT-66)

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang
BIPP-KP (Balai Informasi Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan) Kabupaten Kediri mempunyai tugas pokok dan fungsi :
a.                     Pengkajian, perencanaan, koordinasi, Perumusan kebijakan teknis dibidang penyuluhan, informasi, komunikasi penyuluhan pertanian agribisnis, agroindustri dan ketahanan pangan.
b.                   Penyediaan data dan rekomendasi pembangunan penyuluhan agribisnis, agroindustri dan ketahanan pangan.
c.                   Pelayanan teknis dibidang penyuluhan, informasi dan komunikasi pembangunan pertanian agribisnis, agroindustri dan ketahanan pangan.
Penyuluh Pertanian, adalah Pegawai Negri Sipil yang diberi tugas melakukan kegiatan Penyuluhan Pertanian secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian.

Penyuluhan Pertanian, adalah sistem pendidikan luar sekolah di bidang pertanian untuk petani, dan keluarganya serta anggota masyarakat pertanian agar dinamika dan kemampuannya dalam memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dapat berkembang, sehingga dapat meningkatkan peranan dan peran sertanya dalam pembangunan pertanian.

Semangat kerja merupakan sikap dasar seseorang dalam melakukan tugas pekerjaan. Semangat kerja akan tumbuh dan berkembang apabila ada motivasi yang tepat, kondisi lingkungan kerja dirasakan nyaman, pekerjaan yang dilakukannya dihargai sebagai karya manusiawi melalui pemberian imbalan / penghargaan yang wajar dan ada kesempatan untuk berprestasi. Semangat kerja yang timbul pada diri seorang juga dikarenakan adanya kebutuhan. Kebutuhan yang diinginkan mendorong seseorang berperilaku untuk memenuhi tingkat kebutuhannya, oleh karena semangat kerja yang ditimbulkan seseoraang dalam melaksanakan tugas pekerjaanya, tidak bisa terlepas dari usaha untuk mencapai kepuasan kerja.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Bawang Merah Di Kabupaten …(PRT-64)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     ILMU DAN PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan sebuah pemikiran dengan kenyataan atau pikiran lain berdasarkan pengalaman berulang‑ulang tanpa pernahaman kausalitas yang hakiki dan universal. Pengetahuan terbawa sejak manusia itu lahir dan berkembang sejalan dengan perkembangan biologisnya. Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena punya dua kemampuan khusus yang tidak dimiliki makhluk lain, yaitu: pertama, manusia mampu mengkomunikasikan pengetahuan yang ia miliki kepada manusia lain dengan bahasa yang dikuasai; kedua, dengan kemampuan menalar, manusia mampu mengembangkan pengetahuannya sehingga semakin sempurna.

Interaksinya dengan lingkungan alam dan sosial dalam kehidupan sehari-hari telah membuat pengetahuan itu terakumulasi menjadi banyak dan beraneka ragam. Namun, tidak semua pengetahuan yang dikembangkan manusia itu dikategorikan sebagai ilmu, karena jelajah ontologi dan epistemologisnya berbeda. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang menjelaskan suatu obyek dalam hubungan kausalitas dengan menggunakan metode‑metode tertentu yang sistematis. Pengetahuan akan menjadi ilmu apabila pengetahuan tersebut disusun berdasarkan logika‑logika tertentu dan bisa diuji secara empiris melalui peristiwa yang benar‑benar terjadi dalam kehidupan sehari‑hari. Karena itulah, secara ontologis ilmu hanya menjelajah jalur pengalaman manusia, sementara pengetahuan yang bukan ilmu seperti agama dapat menjelajah sampai di luar batas jalur pengalaman manusia.

Oleh karena ilmu hanya menjelajah sebatas pengalaman manusia, maka konsekuensinya adalah pertama, ilmu menghasilkan kebenaran yang tidak mutlak; kedua, ilmu bersifat inter‑subyektif artinya ilmu dapat dicapai oleh siapa saja yang mampu menguasai prosedur dan metodenya; ketiga, ilmu bersifat reproduktif artinya prosedur dan metode itu dapat diulang untuk menguji kembali kebenaran yang dicapai ‑ ilmu. Dalam menjelajah batas pengalaman manusia ilmu menggunakan asumsi‑asumsi tertentu sebelum sampai pada kesimpulan yang dianggap benar. Asumsi‑asumsi yang dimaksud antara lain (1) dunia ini ada, (2) percaya akan kemampuan indra manusia dalam menangkap gejala alam dan sosial, (3) gejala alam dan sosial itu saling berhubungan satu sama lain.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Peningkatan Mentalitas Kewirausahaan (Studi Kajian Tentang Mentalitas Kewirausahaan Di Kota …(PRT-68)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Konteks Penelitian
Krisis moneter yang berkepanjangan sampai saat ini serta keterbatasan Pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja menjadi problema ketenakerjaan yang berakibat pada peningkatan angka pengangguran.  Sebagai upaya mengurangi pengangguran diperlukan upaya nyata pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja baru atau perlu dirumuskan strategi yang mengedepankan timbulnya mentalitas Kewirausahaan.

Realita yang ada di Kota Blitar, pada umumnya masyarakat lebih suka mencari pekerjaan dibandingkan dengan menciptakan lapangan kerja.  Untuk meningkatkan taraf hidupnya masyarakat banyak mengambil langkah bekerja di luar negeri. Bekerja di luar negeri menjadi primadona masyarakat Blitar dengan alasan sederhana secara ekonomis penghasilannya cukup menggiurkan, sehingga banyak calon tenaga kerja tidak menyadari tingkat resiko bekerja di luar negeri bahkan resiko tertipu sudah mejadi hal biasa sering terjadi. 

Selain bekerja diluar negeri, orang tua lebih gembira dan bangga jika anaknya diterima sebagai pegawai negeri.  Suatu anugerah yang luar biasa apabila putranya menjadi pegawai negeri.  Pegawai negeri merupakan simbol status sosial yang cukup tinggi serta memiliki prospektif masa depan yang dapat diharapkan berupa dana pensiun dan kepastian penghasilan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Trend produksi usaha pupuk enceng gondok di pt. Maharani lamongan (PRT-67)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dewasa ini orang mengenal barang-barang dan jasa yang beraneka ragam macamnya untuk memenuhi kebutuhannya. Barang-barang dan jasa-jasa diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi barang-barang dan jasa-jasa tersebut menggunakan faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan teknologi. Pada hakikatnya proses produksi merupakan cara, metode, teknik pelaksanaan produksi dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi.

Awal mula diproduksinya barang dan jasa manusia belum memikirkan cara-cara yang efisien karena barang dan jasa tersebut hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan adanya sistem perekonomian yang terbuka maka lama-kelamaan manusia merasa perlu, adanya persaingan, diproduksinya barang dan jasa secara efisien dan memikirkan bagaimana caranya mengelola faktor-faktor produksi yang terbatas adanya untuk mendapatkan hasil tertentu yang memuaskan para pembeli, pada akhirnya dipergunakanlah prinsip-prinsip ekonomi, yaitu dengan digunakannya faktor produksi yang terbatas (dengan biaya tertentu) mencapai hasil yang maksimum, atau mencapai hasil tertentu dengan biaya minimum.     

Perusahaan yang didirikan tentunya disertai dengan harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat. PT Maharani Lamongan salah satu perusahaan daerah yang memproduksi pupuk organik sehingga dapat membantu para petani dalam kebutuhan akan pupuk yang persediaannya sering terjadi kelangkaan. Penduduk Indonesia mayoritas bermata pencaharian sebagai petani  produk yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani. Hal ini merupakan dorongan bagi perusahaan dalam meningkatkan hasil produksi. Untuk mencapai kondisi di atas, penting bagi perusahaan untuk melaksanakan manajemen dan proses produksi yang menyeluruh, terintegrasi, efektif dan efisien. Bagian proses produksi dan manajemen merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan, disamping hal-hal lain untuk memasuki dunia yang kompetitif untuk meraih pelayanan terbaik bagi kebutuhan konsumen.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Jam Kerja Rumah Tangga Petani Di Sektor Informal ( Studi Kasus Di Desa …(PRT-58)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang Penelitian
 Dilihat dari sisi produksi,saat ini pembangunan pertanian Indonesia telah maju selangkah dengan pesatnya laju peningkatan produksi padi dan tanaman pangan lainnya. Namun dalam periode pembangunan, dewasa ini, dengan semakin  pesatnya pertambahan penduduk, sektor pertanian dihadapkan pada masalah semakin terbatasnya ketersediaan sumber lahan pertanian. Dalam laporan penelitian Azhari dkk (1995) dinyatakan bahwa luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga mengalami pengurangan dari 18,35 juta hektar pada tahun 1983 menjadi 17,65 juta jektar pada tahun 1993 atau menurun sebesar 0,7 juta hektar.

Dari data sensus pertanian 1983-1993 menunjukkan jumlah rumah tangga tani meningkat dari 18,7 juta menjadi 21,2 juta atau meningkat sebesar 13,3 persen. Peningkatan ini diikuti oleh kenaikan jumlah petani gurem yakni dari 9,5 juta menjadi 10,9 juta atau mengalami peningkatan sebesar 14,7 persen. Sementara untuk pemilikan lahan per rumah tangga mengalami penurunan sebesar 15,3 persen yaitu dari 0,98 ha menjadi 0,83 ha. ( Agus Suman, 1999 ).

Padahal peranan sektor pertanian bagi masyarakat pedesaan sangat dipengaruhi oleh luas lahan. Dalam hal ini lahan pertanian merupakan faktor produksi utama dalam menyerap tenaga kerja dan sumber pendapatan petani.
Program intensifikasi bidang pertanian di pedesaan membawa dampak yang luas terhadap persoalan-persoalan ketenagakerjaan, di satu sisi ditunjukkan pada peningkatan kualitas dan produktivitas lahan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan petani, namun disisi lain pemanfaatan teknologi pada program intensifikasi ini justru  mempersempit kesempatan kerja dengan dasar efisiensi. Akibatnya banyak tenaga kerja yang tidak dapat bekerja di sektor pertanian, hal ini ditandai dengan gejala waktu menganggur yang lebih lama yang secara akumulatif dalam jangka panjang menyebabkan pendapatan rumah tangga dari sektor pertanian mengalami penurunan ( Abdullah, Molo, Clauss, 1995 ).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan