Dampak Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Probolinggo (MS-38)

Manajemen Sumber Daya Manusia (  MSDM ) pada dewasa ini semakin mendapat perhatian. Pada hakekatnya MSDM merupakan suatu upaya pengintegerasian kebutuhan personil dengan tujuan organisasi agar individu dapat memuaskan kebutuhannya sendiri walaupun bekerja untuk tujuan organisasi. Saat ini pengakuan terhadap manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun kita berada, atau sedang menuju dalam masyarakat yang berorientasi kerja yang memandang kerja suatu yang mulia tanpa mengabaikan manusia yang melakukan pekerjaan tersebut.
Manusia sebagai anggota organisasi dalam melakukan proses pekerjaan akan sangat dipengaruhi oleh kepribadian yang berbeda-beda, misalnya sifat, sikap, nilai-nilai, keinginan dan minat dan itu akan berpengaruh  pada gaya kepemimpinannya juga pada kinerja.
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsumen yang diterapkan pemimpin dengan melalui orang lain, yaitu pola prilaku yang diperlihatkan  pimpinan pada saat mempengaruhi orang lain, seperti dipersepsikan orang lain. Gaya bukanlah soal bagaimana pendapat pemimpin tentang perilaku mereka sendiri dalam memimpin, tetapi bagaimana persepsi orang lain terutama bawahannya tentang perilaku pemimpinnnya ( Hersey dan Blanchard, 1992 ).
Melalui gaya kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin, ia akan mentransfer beberapa nilai seperti penekanan kelompok, dukungan dari orang-orang / karyawan, toleransi terhadap resiko, kriteria pengupahan dan sebagainya. Pada  sisi lain pegawai akan membentuk  suatu persepsi subyektif mengenai dasar-dasar nilai yang ada dalam organisasi sesuatu dengan nilai-nilai yang ingin disampaikan pimpinan melalui gaya kepemimpinan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Bimbingan Teknis Manajemen Kearsipan Terhadap Kinerja Arsiparis Pada Lembaga Pemerintah Di Kota Kediri (MS-37)

Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 3 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1971 tujuan Kearsipan adalah menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi pemerintah. Untuk menjamin terwujudnya tujuan tersebut maka perlu dipersiapan SDM kearsipan yang benar-benar mampu dalam manajemen kearsipan disetiap organisasi. SDM kearsipan yang dimaksud disini adalah Petugas Fungsional Arsiparis atau Petugas Kearsipan yang mampu dalam manajemen kearsipan. Dalam hal tersebut diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan khusus dengan metode bimbingan teknis (BINTEK).
Dalam kegiatan administrasi suatu organisasi, bagaimana agar surat dapat sampai kepada pihak yang berkepentingan dengan cepat, tepat, lengkap, aman dan tercatat.
Sebagai hasil samping dari kegiatan administrasi dan manajemen, arsip akan tumbuh dan berkembang secara akumulatif sesuai dengan semakin kompleksnya fungsi dan tugas organisasi. Masalah yang kemudian timbul dari kondisi ini adalah semakin menumpuknya arsip-arsip secara tidak terkontrol dan cenderung diabaikan pengelolaannya, akibatnya apabila organisasi membutuhkan arsip, untuk penyelesaian pekerjaan, arsip menjadi sulit dicari atau memerlukan waktu lama untuk menemukan kembali, bahkan sering tidak dapat ditemukan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pengelola Barang Milik Negara / Daerah (MS-36)

Barang milik Negara / Daerah adalah barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD, barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah yaitu barang dari hibah / sumbangan atau sejenis, barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian / kontrak, barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan Undang-Undang atau barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hokum tetap.
Pengelolaan barang milik Negara / Daerah meliputi : Perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan pengawasan dan pengendalian.
1
 
Faktor yang bepengaruh terhadap Pengelolaan barang milik Negara / Daerah tersebut adalah petugas itu sendiri. Mali (1986) menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan kerja adalah motivasi kerja karyawan itu sendiri. Jika ingin meningkatkan keberhasilan kerja karyawan perlu dipahami dan diperhatikan faktor-faktor yang bisa meningkatkan motivasi karyawan yang menimbulkan rasa senang untuk meningkatkan kinerja.
Motivasi dari pimpinan akan bisa merubah perilaku agar bawahan meningkatkan kinerja, asalkan menggunakan tehnik aplikasi motivasi yang fokus pada : tujuan, harapan, cita-cita, keinginan dan kebutuhan bawahan secara individual. Menyadari akan kebutuhannya, manusia termotivasi untuk bekerja lebih baik guna memenuhi kebutuhannya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan Ksp. Tunas Artha Propinsi Jawa Barat (MS-35)

Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang paling unik, paling rentan, paling murni dan sukar diperkirakan. Suatu organisasi dalam menjalankan aktifitasnya akan selalu berhadapan dengan manusia sebagai sumber daya yang dinamis dan memiliki kemampuan untuk terus berkembang, dimana dengan berkembangnya manusia sebagai tenaga kerja tersebut akan mempengaruhi stabilitas dan kontinuitas organisasi tersebut.
Untuk itu diperlukan pemimpin yang dapat memacu semangat kerja agar dapat meningkatkan kinerja sehingga tujuan dari perusahaan/organisasi bisa dicapai. Salah satu faktor untuk meningkatkan kerja adalah motivasi. Pada dasar nya suatu instansi bukan saja mengharapkan pegawai mau dan mampu bekerja secara giat, tapi bagaimana memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi, kemampuan, kecakapan dan ketrampilan pegawai tidak ada artinya apabila tidak diiringi dengan motivasi yang tinggi dari setiap pegawai guna meningkatkan kinerjanya. Sumber daya manusia merupakan faktor yang dominan dalam mencapai tujuan organisasi perlu mendapat perhatian secara khusus. Pimpinan unit kerja atau instansi memiliki kewajiban untuk selalu memotivasi pegawai agar meningkatkan kinerjanya,dengan demikian kerja sama dan saling memahami tugas dan fungsi dari setiap unit kerja sangat diperlukan.
Seberapa besar motivasi atau performance pegawai dalam melaksanakan setiap tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sangat tergantung pada keseimbangan antara produktifitas kerja dan kesejahteraan yang diperoleh. Studi tentang motivasi merupakan usaha untuk mendapatkan jawaban‑jawaban atas segala perilaku manusia yang begitu komplek dalam keterkaitanya dengan kerja pegawai.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Pemberian Berbagai Kadar Karbohidrat Dan Lemak Pakan Ber-Vitomolt Terhadap Efisiensi Pakan Dan Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla Sp.) (IKN-13)

Kepiting bakau (Scylla sp) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Menurut Karim (2005) permintaan konsumen akan kepiting terus meningkat baik di pasaran dalam negeri maupun di luar negeri, menjadikan organisme tersebut sebagai salah satu komoditas andalan untuk ekspor non migas mendampingi udang windu.
Untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi perlu dilakukan peningkatan produksi kepiting bakau baik jumlah maupun kualitasnya. Salah satu perkembangan teknologi dalam budidaya perikanan untuk meningkatkan produksi  kepiting bakau adalah produksi kepiting lunak atau soft shell. Menurut Fujaya (2007) harga jual kepiting lunak dapat mencapai dua kali lipat disbanding kepiting berkulit keras.
Pada mulanya produksi soft shell dilakukan dengan cara mutilasi, namun dianggap kurang efektif. Selain tingkat mortalitas tinggi, juga menyebabkan peningkatan bobot kepiting lambat. Oleh karena itu, Fujaya dkk. (2007) menggunakan ekstrak bayam (Amaranthus tricolor) sebagai stimulan molting. Ekstrak bayam tersebut dikenal dengan sebutan vitomolt yang mengandung fitoekdisteroid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vitomolt efektif mempercepat dan menyerentakkan molting, tidak menyebabkan kematian, pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan kontrol. Namun, aplikasi vitomolt yang diberikan dengan cara penyuntikan kurang efisien dilakukan dalam skala besar. Upaya yang dapat dilakukan adalah menggunakan pakan buatan sebagai media aplikasi vitomolt.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Pemberian Berbagai Kombinasi Kadar Karbohidrat Pakan Dan Kromium (Cr+3) Terhadap Deposit Glikogen Hepatopankreas Dan Otot Gelondongan Udang Windu (Penaeus Monodon) (IKN-12)

Udang windu merupakan salah satu komoditas sub sektor perikanan yang diharapkan dapat meningkatkan devisa negara. Permintaan pasar meningkat dengan didukung sumberdaya alam yang cukup besar memberikan peluang yang sangat besar untuk pengembangan budidayanya. Sebagai rantai awal di dalam budidaya udang windu adalah ketersediaan benih yang sering kali merupakan faktor pembatas. Oleh sebab itu, terbatasnya benih hasil tangkapan dari alam mendorong munculnya berbagai panti pembenihan, baik skala besar (hatchery) maupun skala kecil (back yard).
Budidaya udang windu telah mengalami peningkatan. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini banyak petani tambak yang mengalami penurunan produksi usaha budidayanya. Salah satu penyebab penurunan prduksi tersebut adalah menurunnya sistem kekebalan tubuh udang yang menyebabkan timbulnya penyakit yang berujung pada kematian. Hal ini banyak terjadi pada stadia pascalarva udang windu. Menurunnya kualitas lingkungan budidaya dan ketersediaan nutrisi pakan yang kurang merupakan faktor penyebab sehingga udang saat ini sering terserang penyakit yang dapat menyebabkan kematian massal (Siswanto, 2008).
Upaya pemenuhan permintaan udang yang terus meningkat mendorong petani membudidayakan udang windu secara intensif. Intensifikasi budidaya adalah kegiatan dimana budidaya sangat bergantung pada suplay pakan buatan dan memerlukan pemberian pakan yang intensif. Di sisi lain, kendala yang dihadapi untuk pemenuhan kebutuhan pakan adalah tingginya harga pakan. Menurut Haliman dan Dian (2005) kebutuhan pakan buatan pada budidaya udang berkisar dari 60-70% dari total biaya produksi.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Tingkat Subtitusi Tepung Ikan Dengan Tepung Maggot Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forsskal) (IKN-11)

Ikan bandeng (Chanos chanos Forsskal) termasuk komoditas unggulan di Sulawesi Selatan. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan menargetkan peningkatan produksi ikan bandeng sekitar 71.147 ton pada 2013 dari produksi saat ini rata–rata 55.000 ton per tahun. Permintaan ikan bandeng dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, baik untuk komsumsi lokal, ikan umpan bagi industri perikanan tuna cakalang, maupun untuk pasar ekspor. Prospek ekspor ikan bandeng Sulawesi Selatan terbuka lebar dengan tujuan ekspor ke Rusia, Singapura dan Timur Tengah yaitu sekitar 600 ton perbulan. Akan tetapi, peluang tersebut belum dapat terpenuhi karena terbatasnya produksi dan diikuti tingginya komsumsi lokal. Ikan bandeng sebagai komoditas ekspor harus mempunyai standar tertentu, yaitu ukuran sekitar 400 g/ekor, sisik bersih dan mengkilat, tidak berbau lumpur dan dengan kandungan asam lemak omega-3 yang tinggi akan dapat di penuhi dari hasil budidaya bandeng secara intensif dalam keramba jaring apung di laut (Anonimusa, 2010).
Dalam kegiatan budidaya secara intensif, pakan mempunyai peranan  penting dalam peningkatan produksi, yang mana biaya untuk pembelian pakan memberi kontribusi sekitar 60–80% dari total biaya produksi (Priyadi dkk., 2008). Khusus di Indonesia, sebagian besar bahan baku pakan berasal dari impor, yaitu sekitar 70–80% (Hadadi dkk., 2007). Harga bahan baku pakan akan berpengaruh terhadap harga pakan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap biaya produksi.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan