Sistem Informasi Pengolahan Data Absensi Pegawai Pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lampung Utara (IK-40)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Satuan Polisi Pamong Praja adalah organisasi perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pasal 148 yang berbunyi “ untuk membantu kepala daerah dalam menegakkan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja “.

Adapun tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja yang dibahas dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2005 pasal 56 salah satunya adalah tugas dan bagian tata usaha yang berfungsi untuk menyusun program dan melaksanakan urusan tata usaha, perlengkapan administrasi kepegawaian dan keuangan serta pelaporan.

Untuk mendukung tugas kepala kantor diperlukan bagian tata usaha yang handal dan dapat menciptakan suasana kepegawaian yang baik dilingkungan Satuan Polisi Pamong Praja. Salah satunya adalah Sistem Absensi yang baik dan rapih sehingga bisa dijadikan panduan seberapa jauh tingkat kedisiplinan yang sudah ada di Satuan Polisi Pamong Praja.

Absensi yang baik, rapih dan akurat dapat dijadikan bahan untuk pelaporan ke instansi yang dibutuhkan agar dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk kebijakan-kebijakan didepan. 
Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, dewasa ini semakin mendorong manusia untuk berkreatifitas menciptakan sesuatu yang baru, suatu teknologi canggih yang dapat dijadikan sebagai sarana pendukung di dalam dunia kerja tempat mereka berkecimpung di dalamnya. Salah satu hasil dari observasi ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini adalah suatu alat yang disebut dengan nama komputer.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisa Pendapatan Usahatani dan Persepsi Petani pada Bawang Merah Organik”. (Studi kasus di Desa Sajen, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto). (PRT-16)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Program intensifikasi pertanian melalui penerapan teknologi pertanian, seperti penggunaan pupuk kimia, pestisida kimia dan bibit unggul, ternyata menyisakan suatu masalah bagi kelestarian lingkungan, keseimbangan alam dan pertanian itu sendiri. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang kurang terkendali, menyebabkan petani menjadi ketergantungan terhadap produk ini dan dari waktu ke waktu dosisnya semakin bertambah. Hal ini berdampak pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya, kelestarian lingkungan pertanian menjadi terganggu, timbulnya organisme pengganggu tanaman, dan semakin berkurangnya keanekaragaman hayati.

Melihat perkembangan dunia saat ini, dimana masyarakat bergaya hidup “back to nature” semakin meningkat kesadarannya tentang kesehatan dan kelestarian lingkungan, mereka menginginkan suatu makanan yang benar-benar serba alami, dan bebas zat kimia, pestisida, dan pupuk kimia. Gaya hidup ini telah berkembang di negara-negara maju dan baru lima tahun terakhir ini Indonesia mulai mengembangkannya. Efek dari adanya globalisasi juga mempengaruhi pola konsumsi masyarakat dunia dalam keragaman, mutu, dan keamanan produk pangan. Maka dengan sendirinya permintaan akan berubah ke produk pertanian yang lebih memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan.

Kabupaten Mojokerto, khususnya di Desa Sajen, Kecamatan Pacet merupakan salah satu daerah pengembangan pertanian organik dan telah berhasil membudidayakannya dengan baik. Budaya bertani secara konvensional yang selama ini telah diterapkan oleh para petani semakin tidak menguntungkan dan semakin lama biaya produksinya semakin besar. Naiknya harga saprodi merupakan faktor utama terjadinya  kerugian di tingkat petani yang tidak diiringi dengan adanya kenaikan harga produk yang memadai. Akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang terus menerus, maka berdampak pada ketidakseimbangan lingkungan, yaitu menurunnya daya dukung lahan, sehingga produksi menurun. Dari adanya masalah tersebut maka petani ingin memperbaiki sistem budidayanya dengan sistem budidaya organik, khususnya bawang merah organik.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Sirkulasi Pada Siswa Kelas Xi Ipa Sma N 1 Indralaya (PBIO-6)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi modern tentang komputer merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pada bidang pendidikan, pemerintah dan masyarakat umum telah memberikan perhatian yang mendalam tentang kemajuan teknologi modern ini. Teknologi dapat membantu mencapai sasaran dan tujuan pendidikan sehingga proses belajar mengajar akan lebih berkesan dan bermakna (Asra, 2009). Teknologi informasi turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Perkembangan teknologi informasi meliputi perkembangan infrastruktur teknologi informasi, seperti hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi komunikasi (Laudon, 2006 dalam Noviari, 2009). 


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Identifikasi Bentuk Dan Makna Kata Ulang Bahasa Sasak Dialek Ngeno-Ngene Di Desa Anjani (PBI-11)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam kehidupan manusia untuk berinteraksi (Surahman, 1994: 11).
Melalui bahasa, kehidupan berinteraksi suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan pada generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang ada di sekitar manusia, dapat disesuaikan dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi (Craff, 1987: 1).

Secara garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut padang, antara lain: sudut pandang bentuk dan sudut pandang makna (Martinet, 1981: 23). Bentuk bahasa berhubungan dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana komunikasi untuk berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan hubungannya dengan aspek nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkandung dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di dunia. (Desaurre dalam Verhaar, 1980: 116) termasuk juga bahasa Sasak yang dipergunakan oleh masyarakat Sasak yang mendiami pulau Lombok dari sisi dialek. Djelenge (1999: 12) membagi bahasa Sasak dalam empat kategori dialek yaitu : dialek ngeno-ngene (dialek Selaparang), dialek meno-mene (dialek Pejanggik), meriak-meriku (dialek Pujut) dan dialek kuto-kute (dialek Petung Bayan).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pola Kemitraan Antara Petani Tebu Dengan Pabrik Gula Asembagus (Desa ... Kecamatan ... Kabupaten ...) (PRT-15)

BAB I
PENDAHULUAN

I.I        Latar Belakang
Sejarah indusri gula di Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Dalam perkembangan tersebut, berbagai aspek dibidang produksi, pengolahan dan pemasaran mengalami perubahan. Pada masa penjajahan, industri gula merupakan penghasil devisa penting dengan produksi ± 3 juta ton dari sekitar 179 pabrik pada tahun 1920an. Akan tetapi, jumlah produksi terus turun akibat depresi ekonomi yang melanda dunia pada tahun 1930an dan jumlah pabrik gula turun menjadi 51 pada tahun 1996.

Pada masa penjajahan, produksi gula dilakukan dengan sistem glebagan  dengan menyewa bentuk lahan petani dalam waktu jangka panjang. Tanah untuk tanaman tebu dipilih yang kualitasnya baik di lahan irigasi, ini dilakukan untuk menjamin suplai tebu ke pabrik dalam jumlah yamg cukup. Setelah industri gula diambil alih oleh pemerintah pada tahun 1957, sewa tanah dengan sistem glebagan ini masih dilanjutkan. Namun, untuk mendapatkan lahan dari petani relatif semakin sulit. Hal ini disebabkan hasil dari penyewaan lahan lebih rendah dibanding apabila lahan tersebut ditanami tanaman lain seperti padi.

Di bidang budidaya tebu, peluang untuk menekan biaya produksi melalui perbaikan teknologi dan manajemen dan sekaligus untuk meningkatkan daya saing tebu di lahan sawah dalam menghadapi padi dan tanaman lain juga sangat terbuka seperti dengan menggunakan benih unggul dengan produktivitas tinggi. Keberhasilan memanfaatkan benih tebu unggul sangat penting dalam menjaga efesiensi pengusahaan tebu jangka panjang, karena ini tidak menimbulkan distorsi sebagaimana apabila kenaikan produksi hanya dirangsang oleh instrumen harga/gula yamg tinggi ataupun subsidi input.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan