Penerapan metode drill sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar anak didik kelas III matematika di MIN (PMT-28)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia selain sebagai makhluk yang belajar juga merupakan makhluk yang dapat dan harus di didik.Melalui pendidikan, manusia diharapkan dapatmemanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudahdipersiapkan guna memiliki peranan di masa depan.
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, “Setiap warga Negara berhak mendapapatkan pendidikan yang layak sebagaimana tarcantum dalam UUD 1945, dan diatur melalui peraturan pemerintah, sedangkan pelaksanaan progam pendidikan dilakukan dalam system pendidikan nasional.Progam pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan yang bermartabat. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru.Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Darisinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik dapat mengikuti proses pembelajaran secara seksama dan memperoleh kefahaman terhadap materi yang telah disampaikan oleh gurunya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Interactive Handout Berbasis Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas VII SMP Islam (PMT-29)

BAB 1

PENDAHULUAN
      Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu negara pendidikan mempunyai peranan yang cukup penting  bahkan mempunyai peranan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan kebutuhan papan, sandang, dan pangan. Bahkan dalam institusi yang terkecil seperti keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama.
Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anak – anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak – anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak – anaknya. Begitu pula disekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen.[1] 

1
 
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung secara bersamaan.   Proses pendidikan itu sendiri sudah tentu tidak  dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.[2]
Kata “matematika” berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”, juga mathematikos diartikan “sebagai suka belajar”. Menilik arti secara harfiah, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak suka atau takut dengan matematika.[3]
Sedangkan menurut James dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah
Ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur.[4]

Matematika sekolah atau school mathematics adalah bagian-bagian matematika yang dipilih untuk menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan bentuk pribadi serta berpandu pada perkembangan.[5]
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar tentu memiliki tujuan, antara lain untuk membekali peserta didik atau siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik atau siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.[6]
            Secara umum tujuan diberikan matematika di sekolah adalah untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran dasar secara logis, rasional, dan kritis. Serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.[7]
Seorang guru harus memiliki gambaran yang menyeluruh mengenai bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi, serta langkah – langkah apa yang diperlukan sehingga tugas – tugas keguruan dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan.[8] Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif, efisien, dan mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi ini adalah harus menguasai tehnik – tehnik penyajian atau biasa disebut metode mengajar.[9] Dengan demikian, metode mengajar adalah sebagai strategi pengajaran dalam proses belajar mengajar.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Penerapan Model Pembelajaran Langsung Pada Garis Dan Sudut Di Kelas VII MTsN Karangrejo (PMT-33)


BAB I
PENDAHULUAN
 A.    Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah usaha manusia secara sadar untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Untuk membina kepribadian tersebut dibutuhkan proses yang relatif panjang dimanapun dan kapanpun juga sehingga dikatakan pendidikan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara.[1]

Dalam Garis-Garis Haluan Negara (GHBN) yang pernah berlaku di Indonesia menjelaskan bahwa Visi Pendidikan Nasional adalah :
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh Manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi, memiliki mitos etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.[2]

Oleh karena itu perwujudan masyarakat yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, itu disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini, “Laju Pembangunan Masyarakat Indonesia masih mengalami masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi dan efisiensi pendidikan.[3]
Menyadari hal tersebut, upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dilakukan oleh pemerintah dengan menitikberatkan pembangunan pendidikan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan. Hal ini menunjukkan pemerintah menyadari bahwa keberhasilan Pembangunan Nasional ditunjang dari majunya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Prisma dan Limas) Siswa Kelas VIII di SMP Islam Durenan (PMT-34)



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sasaran pembangunan nasional. Salah satu wadah yang biasa digunakan untuk mengembangkan keduannya adalah pendidikan.
Menurut Undang Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 (1) pendidikan adalah
“Usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”[1]

Didalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pedidikan Nasional, Bab II Pasal 4 dinyatakan :
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.[2]

Salah satu ilmu yang mendukung kemajuan dan pembangunan IPTEK adalah matematika. Matematika diajarkan disekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan kemampuan dan kepribadian siswa seiring dengan perkembangan IPTEK. [3]
Tujuan pembelajaran matematika disekolah mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Seperti yang telah jelaskan dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) matematika yang menyebutkan bahwa tujuan umum matematika dijenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut :[4]
  1. Mempersiapkan agar siswa sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atasdasar pemikiran secara secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien.
  2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Penerapan Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Pecahan Di Kelas IV SD Islam Al-Hidayah (PMT-35)



 
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Ilmu matematika pada dasarnya merupakan sebuah ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lainnya, baik dalam pemecahan persoalan-persoalan maupun dalam pengembangan ilmunya. Hal ini dibuktikan bahwa matematika itu sebagai suatu ilmu yang berfungsi untuk melayani ilmu pengetahuan. Selain matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sebagai suatu ilmu, matematika juga melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan operasionalnya.[1] Sehingga matematika merupakan pelajaran yang diajarkan dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan.
Sebagai salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah, diperlukan sebuah pembelajaran untuk mengembangkan kreatifitas dan kompetensi matematika peserta didik. Maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum dan pola pikir peserta didik. Dalam mengajarkan matematika, guru harus memahami bahwa kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, tidak semua peserta didik menyukai mata pelajaran matematika.[2] Hal ini dialami pula dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan.
Berdasarkan informasi yang didapat dari guru yang mengajar, peneliti memperoleh informasi bahwa kemampuan akademik peserta didik masih heterogen, atau kemampuan prestasi belajar masing-masing peserta didik sangat beragam. Selain itu, peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar dan menerapkan rumus-rumus matematika terutama dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan materi pecahan. Misalnya tentang operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan biasa, pecahan campuran, persen dan pecahan desimal.
Faktor lain yang mempengaruhi kesulitan peserta didik dalam memahami materi materi pecahan adalah sikap acuh dan suka bermain di dalam kelas setelah pelajaran disampaikan. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas tidak dimanfaatkan secara optimal. Hal ini ditandai dengan menunggu peserta didik lain dalam menyelesaikan soal-soal pecahan yang diberikan. Tidak berusaha untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
Apabila ada pekerjaan rumah yang berkaitan dengan pelajaran matematika kurang direspon oleh peserta didik. Beberapa peserta didik justru lebih sering menunda menyelesaikan tugas tersebut untuk diselesaikan. Bahkan ada peserta didik yang mengerjakan pekerjaan rumah itu di sekolah, bersamaan dengan hasil jawaban peserta didik  lain yang tertuliskan di papan tulis pada waktu dikoreksi guru bersama peserta didik.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Pendekatan Open Ended dengan Menggunakan Pohon Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VII SMPN 1 Sumbergempol (PMT-36)



BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Perkembangan bidang ilmu pendidikan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat di berbagai bidang. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menopang perkembangan IPTEK tersebut. Lembaga pendidikan merupakan sarana yang baik dalam pembinaan SDM. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila bidang pendidikan mendapat perhatian, penanganan dan prioritas yang baik dari pemerintah, masyarakat maupun para pengelola pendidikan. Sebagai negara berkembang, cara untuk mengejar ketinggalannya di bidang IPTEK adalah dengan melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan.
Dalam undang-undang No.2 tentang Pendidikan Nasional yang berlaku, ada perjenjangan pendidikan jalur sekolah yaitu “Pendidikan Dasar” yang meliputi Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama (SMP), “Pendidikan Menengah” yang meliputi Sekolah Umum Lanjut Pertama dan Sekolah Menengah Kejuruan, serta “Pendidikan Tinggi” yang merupakan jenjang pendidikan terakhir.[1]

Dalam semua jenjang pendidikan, pelajaran matematika memiliki porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan pelajaran yang lain. Tetapi kenyataannya yang terjadi masih saja metematika menjadi pelajaran yang paling ditakuti oleh peserta didik. Hal itu menjadikan pertanyaan seberapa besar kemampuan para peserta didik untuk menerima pelajaran matematika dalam kegiatan belajar mengajar.[2]
  Matematika yang diberikan di jenjang persekolahan itu sekarang disebut sebagai matematika sekolah (school mathematics). Sudah tentu diharapkan pelajaran matematika yang diberikan pada persekolahan itu akan mempunyai kontribusi yang berarti bagi bangsa masa depan, khususnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tertera dalam mukadimah undang-undang dasar R.I.[3]

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMPN 2 Sumbergempol (PMT-37)



Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh sebuah kondisi dimana anggapan peserta didik terhadap matematika merupakan pelajaran yang sulit dan hanya peserta didik tertentu yang dapat menguasainya, karena mereka dituntut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh guru. Metode yang digunakan guru tersebut akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik, diperlukan pembelajaran yang dapat membuat peserta didik berpikir kritis dan kreatif sehingga mereka memiliki kebebasan berpikir sesuai apa yang dikuasainya. Pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran probem posing, yang mana pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk mengajukan pertanyaan sehingga tidak terpacu pada apa yang dikatakan guru saja. Guru disini hanya sebagai fasilitator dan siswa yang lebih aktif di dalam pembelajaran.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) adakah pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas VII SMPN 2 Sumbergempol Tahun Ajaran 2010/2011? 2) Seberapa besar pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas VII SMPN 2 Sumbergempol Tahun Ajaran 2010/2011?
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas VII SMPN 2 Sumbergempol Tahun Ajaran 2010/2011. 2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas VII SMPN 2 Sumbergempol Tahun Ajaran 2010/2011.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Ascelerated Instruction) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 2 Sumbergempol (PMT-39)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
                  Pendidikan nasional pada hakekatnya diarahkan pada pembangunan manusia seutuhnya yang menyeluruh dari berbagai aspek baik secara lahir maupun batin. Oleh karena itu agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu maka pendidikan adalah tanggungjawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dipandang dari segi kebutuhan, pembangunan manusia yang berkualitas perlu dipersiapkan untuk berpartisipasi terhadap terlaksananya program-program  pembangunan yang telah direncanakan.
                  Pendidikan ialah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar dia mencapai kedewasaan.[1] Bantuan yang diberikan oleh pendidik itu berupa pendampingan,  yang menjaga agar anak didik belajar hal-hal yang positif.  Pendidikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingann pengajaran dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah.[2] Pendidikan tersebut mencakup pengembangan intelektual dan proses pembinaan kepribadian pihak terdidik secara menyeluruh. Proses pendidikan dapat terjadi melalui pendidikan formal dan pendidikan informal. Dewasa ini pendidikan formal semakin dibutuhkan, lebih-lebih dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dalam pendidikan informal tidak mampu lagi membekali anak dengan ilmu-ilmu yang semakin berkembang dengan pesat.
                  Pendidikan merupakan rangkaian peristiwa yang komplek yang didalamnya terdapat serangkaian kegiatan untuk menjadikan manusia tumbuh sebagai pribadi yang utuh.  Inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran yang merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran.[3] Kedua aspek ini akan saling berhubungan membentuk suatu kegiatan interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
                  Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang berbeda, namun antara keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Mengajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mempersiapkan lingkungan pembelajaran yang meliputi lingkungan alam dan sosial untuk mendukung terjadinya proses belajar akibat interaksi siswa dengan lingkungannya. [4]  Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami peserta didik. [5] Berhasil tidaknya suatu pendidikan sangat bergantung pada guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kemampuan seorang guru dalam menguasai dan menyampaikan materi yang diajarkan sangat mempengaruhi proses belajar.  Proses belajar akan dapat terlihat bila dalam mengajar terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Penerapan Metode Discovery (penemuan terbimbing) untuk meningkatkan Pemahaman Konsep teorema pythagoras siswa kelas VIII diMTSN (PMT-40)

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh kondisi pembelajaran matematika di sekolah, di mana siswa kurang memahami konsep teorema pythagoras. Dalam hal ini peneliti berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan mengubah strategi dan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar didalam kelas yaitu dengan metode discovery.
Yang menjadi fokus penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah: (1) Bagaimana proses pembelajaran dengan penerapan metode discovery untuk meningkatkan pemahaman pada konsep teorema pythagoras. Siswa kelas VIII di MTSN Posari tahun 2009/2010 (2) Bagaimana pemahaman matematika pada konsep teorema pythagoras dengan penerapan metode discovery siswa kelas VIII Di MTSN Pulosari  tahun 200/2010.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian: metode observasi, wawancara, tes, dan cacatan lapangan. Observasi dan cacatan lapangan digunakan untuk mengamati proses pembelajaran. Sedangkan tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah belajar menggunakan metode discovery dan wawancara digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan  metode discovery serta memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian dan tindakan kelas (PTK).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Penerapan Metode Bermain untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 3 MI Miftahul Huda (PMT-41)

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
             Pendidikan pada dasarnya merupakan pengembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, kita ingin menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas. Melalui pendidikan juga, karakter peserta didik akan terbentuk. Mulai sejak bayi manusia memerlukan bantuan tuntunan, pelayanan, dorongan dari orang lain demi mempertahankan hidup dengan mendalami belajar setahap demi setahap untuk memperoleh kepandaian, ketrampilan dan pembentukan sikap dan tingkah laku sehingga lambat laun dapat berdiri sendiri yang semuanya itu memerlukan waktu yang cukup lama.[1]
             Karakter anak akan terbentuk dengan baik atau buruk tergantung pendidikan yang diperolehnya. Sehingga disinilah letak betapa beratnya peran seorang pendidik di dunia pendidikan. Terlepas dari hal tersebut, karena itulah kewajiban seorang pendidik  sebagai upaya menyelamatkan generasi bangsa untuk mencetak kader-kader yang berkualitas. Pada salah satu aliran pendidikan mengatakan bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan, yang lebih dikenal dengan aliran Konvergensi. Disinilah peran penting pendidikan untuk  menghantarkan pertumbuhan anak secara optimal sesuai dengan pembawaan yang dimilikinya. Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi berkembangan bakat itu sendiri.[2]
             Manusia yang berkualitas dilihat dari segi pendidikan telah terkandung secara jelas dalam Tujuan Pendidikan Nasional. Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Tujuan Pendidikan Nasional dirumuskan sebagai berikut:
  Tujuan pendidikan nasional adalah bertujuan “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”[3]

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Efektifitas Metode Montessori dalam Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik tentang Materi Pecahan pada Kelas V MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir (PMT-44)

BAB I

PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan guna membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti arus perkembangan jaman yang semakin maju. Selain itu pendidikan merupakan salah satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Oleh karena itu sektor pendidikan perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama dalam hal perluasan atau pemerataan kesempatan belajar setiap warga negara disamping pendayagunaan seluruh unit sistemnya untuk mencapai kualitas hasil pendidikan yang diharapkan.

Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh kreatif, mandiri dan profesional pada bidang masing–masing.[1]

Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem Pendidikan Nasional. Yang dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak efektif dan tidak mampu lagi memberikan bekal, serta tidak dapat mempersiapkan peserta didik untuk bersaing dengan bangsa–bangsa lain di dunia.

Perubahan ini berkaitan dengan kurikulum yang merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan merupakan pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Berbagai pihak menganalisa dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curiculum) yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan tuntutan reformasi.[2]

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Kelas VIII MTsN Karangrejo (PMT-38)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development Goals, yang semua dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015. Millenium Development Goals adalah era pasar bebas atau era globalisasi sebagai era persaingan mutu dan kualitas, siapa yang berkualitas dialah yang akan maju dan mampu mempertahankan eksistensinya.[1] Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, Nasional, maupun Global, saat ini dalam perkembangannya pemerintah menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam menunjang Pendidikan yang ada di Indonesia :
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 (BAB I pasal 1) disebut bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual Keagamaan, pengendalian diri, Kepribaian, Akhlak Mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat Bangsa dan Negara.[2]

Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Dengan modal ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh seseorang melalui proses pendidikan, ia mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.
Produk yang ingin dihasilkan melalui proses pendidikan adalah output yang memiliki kemampuan melaksanakan perannya dimasa yang akan datang. Hal ini akan dapat terwujud jika dilakukan melalui proses pengajaran dengan strategi pelaksanaan melalui (1) bimbingan yaitu pemberian bantuan, arahan, motivasi, nasihat dan penyuluhan agar siswa mampu mengatasi, memecahkan dan menanggulangi masalahnya sendiri, (2) pengajaran yaitu bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan dan peserta didik, (3) pelatihan yaitu sama dengan pengajaran khususnya untuk mengembangkan ketrampilan tertentu.[3]

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Penerapan Tehnik Hitung Jarimatika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Materi Perkalian Kelas III-A SD Islam Sunan Giri (PMT-42)

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai mahkluk yang paling sempurna diantara mahkluk yang lainnya. Manusia diciptakan oleh Tuhan diberi bekal berupa fisik yang indah, diberi perasaan, fikiran dan akal.[1] Jika fikiran dan akal telah di anugerahkan oleh Tuhan kepada manusia maka setiap manusia wajib untuk belajar atau mencari ilmu, sebagaimana hadits Nabi yang artinya:
“menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim“.[2] Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu.[3]
Rasa ingin tahu menjadikan manusia harus melakukan proses belajar dan mengajar. Dimana belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.[4] Belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, belajar adalah proses yang diarahkan pada tujuan, proses berbuat melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan sehinga terjadi perubahan tingkah laku yang relatif/tetap.[5] Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.[6]
Sama halnya dengan belajar, mengajarpun pada hakekatnya adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar.[7]
Didalam belajar, terdapat tiga masalah pokok yaitu:
1)   Masalah mengenai faktor-faktor  yang mempengaruhi terjadinya belajar
2)   Masalah mengenai bagaimana belajar itu berlangsung dan prinsip mana yang dilaksanakan
3)   Masalah mengenai hasil belajar.[8]
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu, dapat kita bedakan menjadi dua golongan:
                       a.          Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual.
                       b.          Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial. Yang termasuk dalam faktor idividual antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor  pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.[9]
Metode megajar yang diterapkan dalam suatu  pembelajaran dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan tercapai bila makin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu makin efektif metode tersebut. Sedangkan metode mengajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif. Menggunakan tenaga, usaha, pengeluaran biaya dan waktu minimum atau semakin kecil tenaga, usaha, biaya dan waktu yang dikeluarkan semakin efisien metode itu.[10]

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Mental Aritmatika Terhadap Minat Belajar Matematika di Bimbingan Belajar IMA (Internasional Mental Aritmatika) Tulungagung (PMT-43)

Karakteristik matematika berkenaan dengan konsep-konsep abstrak. Suatu kebenaran matematis dikembangkan berdasar alasan logis. Namun kerja matematis terdiri dari observasi, menebak dan merasa, menguji hipotesa, mencari analogi, dan sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, akhirnya merumuskan teorema-teorema yang dimulai dari asumsi-asumsi dan unsur-unsur yang tidak didefinisikan. Ini benar-benar aktifitas mental. Dalam penelitian ini yang dibahas adalah mental aritmatika yang dihubungkan dengan minat belajar matematika peserta didik.
Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1)Adakah pengaruh mental aritmatika dan minat belajar matematika ? (2)Berapa besar pengaruh mental Aritmatika dan Minat belajar ?

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs Wahid Hasyim (PMT-45)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Memasuki era globalisasi di abad XXI diperlukan suatu paradigma baru dalam sistem pendidikan dunia, karena pendidikan merupakan bidang pembangunan yang sangat esensial bagi keberlangsungan dan keunggulan suatu bangsa dan pendidikan sebagai upaya yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia  serta kunci keberhasilan pembangunan bangsa juga terletak pada kualitas sumber daya manusia.[1] Salah satunya dengan mempelajari matematika. Karena matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.[2] Saat ini matematika disadari semakin mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri. Hal ini dipertegas oleh B.J. Habiebie dalam rapat koordinasi nasional riset dan teknologi ke VII di Jakarta, 12 Februari 1990:
Bahwa dewasa ini tidak ada displin ilmu pengetahuan yang tidak menggunakan cara berfikir analitis, matematis dan numerik. Kenyataannya ini menunjukkan bahwa penguasaan bahwa penguasaan materi matematika oleh siswa menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar lagi, terutama di dalam penataan nalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif.[3]

Oleh karena itu untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan matematika yang kuat sejak dini, salah satunya dengan meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika.
Dalam hal ini pemerintah Indonesia, khususnya Departemen Pendidikan Nasional telah berupaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika. Baik melalui penyempurnaan kurikulum, pemenuhan fasilitas pembelajaran, maupun peningkatan kualitas dan kuantitas guru matematika. Namun ternyata prestasi bangsa indonesia diajang internasional mash kurang memuaskan. Sebagai mana dikutip dalam Kompas 2 Mei 2003  oleh Anwar “bahwa hasil dari studi the international mathematics and science study-repeat (TIMSS-R 1999) melaporkan bahwa siswa SLTP Indonesia menempati peringkat ke 4 dari 30 negara yang surve di Asia, Australia, dan Afrika”.4 Sedang dalam international mathematical olympiad (IMO) yang merupakan ajang sebagai alat ukur keberhasilan pendidikan matematika, yang dilaksanakan di Jepang tahun 2003 perwakilan Indonesia hanya berhasil memperoleh 2 perunggu.5 Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa tingkat pemahaman matematika siswa Indonesia masih rendah.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Realistik Bersetting Kooperatif Kelas VII D SMPN 2 Rejotangan (PMT-46)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Zaman terus berubah seiring dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam proses perubahan tersebut pendidikan memegang peranan penting sebagai wahana untuk mempersiapkan anak didik menghadapi dunianya di masa depan yang penuh dengan perubahan.
Disadari bersama, mengelola dunia pendidikan secara hakekat lebih dominan berealitas menangani masalah manusia yang dibantu dangan instrument, aneka perlengkapan dan pemenuhan kebutuhan fisik.[1] 
Sementara itu pula, kenyataan yang tidak dipungkiri adalah fakta yang menunjukkan bahwa “ kondisi “ didalam lingkungan pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar, faktor yang menentukan adalah pengaruh lingkungan baik sekolah, maupun guru kelas serta tata cara atau metode yang diberikan guru kepada siswa pada proses pembelajaran. [2]
Matematika diberikan dijenjang persekolahan itu sekarang, biasa disebut sebagai matematika sekolah (school mathematics).[3] Sudah barang tentu diharapkan agar pelajaran matematika yang diberikan disemua jenjang pendidikan itu akan mempunyai kontribusi yang berarti bagi bangsa masa depan, khususnya dalam “mencerdaskan kehidupan Bangsa“ sebagaimana yang tercantum dalam mukodimah Undang – Undang Dasar RI.

Tetapi realitanya, dengan porsi yang banyak dan dukungan motivasi  serta metode pembelajaran yang kurang menarik, siswa menganggap matematika yang sangat membosankan dan menjadi momok yang sangat menakutkan. Sehingga siswa memvonis bahwa matematika sebagai biang kesulitan dan hal yang paling dibenci dalam proses pembelajaran.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Perbedaan Antara Penggunaan Metode STAD dan Metode Ceramah Terhadap Prestasi Belajar Matematika SDI Sunan Giri Ngunut (PMT-47)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi di abad XXI diperlukan suatu paradigma baru dalam sistem pendidikan dunia, karena pendidikan merupakan bidang pembangunan yang sangat esensial bagi keberlangsungan dan keuntungan suatu bangsa dan pendidikan sebagai upaya yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kunci keberhasilan pembangunan bangsa juga terletak pada kualitas sumber daya manusia.[1] Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan adanya belajar. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi diri.
Di dalam proses belajar ditingkat pendidikan SD terdapat sistem pelaksanaan program dengan kajian dan pelajaran yang merupakan ketentuan-ketentuan pokok dari kurikulum, dan kurikulum itu sendiri memuat beberapa disiplin Ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan tersebut salah satunya adalah bidang studi matematika.
Matematika sebagai salah satu ilmu yang dewasa ini telah berkembang sangat cepat baik materi maupun kegunaannya, matematika menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan siswa. Karena matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangna teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.[2] Saat ini matematika disadari semakin mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang Ilmu maupun dalam penngembangan matematika itu sendiri. Hal ini dipertegas oleh B.J Habibie dalam rapat koordinasi nasional riset dan teknologi ke VII di Jakarta, 12 Februari 1990:
Bahwa dewasa ini tidak ada disiplin ilmu pengetahuan yang tidak menggunakan cara berfikir analistis, matematis dan numerik. Kenyataanya ini menunjukkan bahwa penguasaan materi matematika oleh siswa menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar lagi, terutama didalam penataan nalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif.[3]

Oleh karena itu untuk menguasai dan menciptakan  teknologi di masa depan diperlukan matemetika yang kuat sejak dini. Sehingga matematika perlu diajarkan sejak SD bahkan sejak TK.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Model Pembelajaran Berorientasi Pada Teori Van Hiele Yang Dapat Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Topik Persegi Dan Persegi Panjang Di Kelas VII F SMPN I Ngunut (PMT-48)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
 Menurut Muchlis (2005), pemerintah Indonesia khususnya departemen pendidikan nasional telah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan matematika baik melalui peningkatan kualitas guru maupun melalui penataran-penataran, maupun peningkatan prestasi belajar siswa melalui peningkatan minimal nilai ujian nasional untuk kelulusan pada mata pelajaran Matematika. Namun prestasi belajar matematika siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah masih jauh dari harapan, ini terlihat prestasi wakil-wakil siswa Indonesia (IMO) yang kali pertama mengikuti tahun 1988 Canberra Australia dan sampai tahun 2005 mendapat 1 perak, 10 perunggu dan 16 honor mentions. Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa tingkat pemahaman matematika siswa Indonesia masih rendah. [1]
  Sesuai dengan pendapat (Bruner (1997), tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa sendiri sedangkan pembelajaran matematika merupakan usaha membantu siswa mengkontruksi pengetahuan melalui proses bukan suatu produk. Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus diberi kesempatan luasnya untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang harus dimiliki.[2]
Salah satu ciri dari pembelajaran matematika masa kini adalah penyajian didasarkan pada teori psikologi pembelajaran yang pada saat ini sedang populer dibicarakan oleh para pakar pendidikan.[3] Salah satu yang dibicarakan mereka adalah tentang matematika sekolah karena pembicaraan mengenai matematika sekolah dan pembelajarannya tidak akan lepas dari teori psikologi yang mendasarinya, ibarat gula dengan manisnya yang tidak akan pernah terlepas.[4] Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan disekolah yaitu yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLTP) dan pendidikan menengah (SLTA dan SMK). Matematika sekolah ini merupakan bagian dari matematika yang dipilih guna menumbuhkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu pada IPTEK. Hal ini menunjukkan bahwa matematika sekolah tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki matematika, yaitu obyek yang absrak serta berpola pikir deduktif konsisten.[5]

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan