Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan

Analisis Kinerja Jalur Pemasaran Dan Prospek Pasar Susu Kambing (Studi Di Agriculture Technical Mission Republic Of China) (PRT-84)

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pemerintah menaruh perhatian besar terhadap perbaikan gizi masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk tujuan tersebut salah satu upaya yang dapat ditempuh ialah melalui penyediaan protein hewani baik berupa susu, daging maupun telur.
            Masyarakat Indonesia membutuhkan rata-rata 50 gram protein per hari,   20 persen diantaranya berasal dari ternak dan ikan. Protein yang berasal dari ternak cukup 4 gram per hari (Siregar, 1992).
            Susu dan produk yang terbuat dari susu merupakan komoditas unggulan untuk dikembangkan, karena merupakan salah satu jenis komoditas strategis utama dalam hal pemenuhan gizi, kesehatan dan taraf hidup bangsa Indonesia. 
            Susu kambing belum dikenal secara luas seperti halnya susu sapi. Hal ini terjadi karena adanya segmentasi pasar, yaitu jumlah konsumen yang terbatas. Rendahnya animo masyarakat terhadap konsumsi susu kambing, antara lain disebabkan adanya citra bahwa susu kambing memiliki bau khas kambing yang tajam.  Selain itu, air susu yang paling banyak dikonsumsi manusia selama ini berasal dari susu sapi, sehingga apabila hanya disebutkan “minum susu” umumnya akan dikonotasikan sebagai minum air susu sapi. Hal ini tentunya sangat disayangkan, karena susu kambing memiliki nilai gizi tinggi dengan keistimewaan  tersendiri dibandingkan dengan susu sapi. Salah satu alternatif dengan mengolah susu kambing menjadi produk olahan, seperti susu pasteurisasi, yoghurt, permen dan lainnya untuk meningkatkan nilai guna produk susu kambing agar digemari oleh konsumen. Menurut Sodiq dan Abidin (2002) yang mengutip hasil penelitian Small Ruminant Production System Network for Asia (SRUPNA), menyatakan bahwa susu kambing mudah dicerna oleh manusia dan tidak menimbulkan Lactose Intolerance, karena jumlah butiran lemak yang berdiameter kecil dan homogen lebih banyak terdapat pada susu kambing. Khasiat susu kambing, antara lain untuk asma, anemia, thalesemia, memperlambat osteoporosis, mengontrol kadar kolesterol dalam darah dan kesehatan tubuh.


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisa Perbandingan Pendapatan Petani Kedelai Anggota APKKI dan Non-Anggota APKKI” (Studi Kasus di Kecamatan Pilang Kenceng Kabupaten Madiun) (PRT-94)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Berbagai tindakan telah dilakukan oleh para peneliti tanaman pangan untuk membantu pemenuhan kebutuhan pangan penduduk. Akhir-akhir ini, swasembada beras yang telah dicapai Indonesia pada tahun 1984 tampaknya menghadapi berbagai tantangan seperti menurunnya laju pertumbuhan produktivitas, alih fungsi lahan pertanian yang subur untuk keperluan non-pertanian, serta pemanfatan lahan lain belum optimal. Tantangan yang serupa juga dihadapi oleh berbagai komoditas pangan yang lain seperti jagung dan kedelai.

Permintaan terhadap kedelai pada tahun 2000 diproyeksikan mencapai sekitar 3,4 juta ton, sementara produksi nasional dewasa ini baru sekitar 1,5 juta ton setiap tahun. Pemerintah terpaksa mengimpor sekitar 0,7 juta ton kedelai setiap tahunnya guna untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Dalam rangka menekan atau mengurangi ketergantungan akan impor, produksi kedelai dalam negeri perlu lebih ditingkatkan.

Berbagai upaya telah dan sedang dilaksanakan pemerintah untuk mendorong produksi kedelai, antara lain melalui program intensifikasi (Inmum, Insus, Supra Insus) dan ekstensifikasi (Upsus, Opsus). Untuk mendukung keberhasilan program tersebut, penyediaan varietas unggul memegang peranan penting, disamping ketersediaan teknologi budidaya lain, sarana produksi, dan jaminan pasar yang baik (Arsyad, D.M. dan Asadi, 1991)

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Strategi Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok Tani Di Kabupaten Blitar (PRT-93)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang
Berdasarkan PROPENAS 2001 – 2004 dan program pembangunan pertanian 2001 – 2004, dimana pembangunan pertanian dilaksanakan melalui dua program yaitu “Program Pengembangan Agribisnis” dan “Program Peningkatan Ketahanan Pangan”. Operasional program dilaksanakan dalam bentuk pengembangan kawasan agribisnis dan ketahanan pangan.

Sejak diberlakukannya UU No. 22 Tahun1999 tentang Pemerintah Daerah, peran pemerintah telah berubah dari pelaksana menjadi fasilitator, akselerator dan regulator program pembangunan. Program pembangunan yang dimaksud adalah program pembangunan pertanian. Dewasa ini ada suatu perubahan yang begitu mendasar dalam pengembangan bidang pertanian dimana perubahan manajemen pembangunan pertanian menuntut perubahan sikap dan perilaku aparat pemerintah dalam menggerakkan partisipasi aktif masyarakat, meningkatkan investasi swasta, serta memberdayakan masyarakat pelaku agribisnis ( petani dan pengusaha swasta disektor pertanian ).

Untuk mendukung proses perubahan tersebut, maka program pembangunan pertanian dilakukan melalui : (1). Penerapan berbagai pola pemberdayaan masyarakat pelaku pembangunan agribisnis, baik petani maupun pengusaha swasta dan aparatur, (2). Fasilitas bagi terciptanya iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas dan kegiatan ekonomi masyarakat serta merangsang tumbuhnya investasi masyarakat dan dunia usaha, (3) Fasilitas penyedia sarana dan prasarana fisik yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan publik untuk mendukung sektor pertanian serta lingkungan usaha secara luas, dan (4) Fasilitas dalam rangka percepatan akselerasi pembangunan di wilayah kabupaten.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Pengaruh Motivasi Terhadap Perilaku Kerja Petani Tebu (Studi di Kecamatan Gurah Kabupaten ... (PRT-92)

BAB  I
 PENDAHULUAN

1.       1.   Latar Belakang
Masalah konsumsi dan pemenuhannya akan tetap merupakan agenda penting kini dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Status konsumsi pangan penduduk sering dipakai sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Karena itu, krisis penyediaan pangan akan menjadi masalah yang sangat sensitif dalam dinamika kehidupan sosial politik. Oleh karena pemerintah terus berupaya untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk  (Wibowo, 2000).

Memasuki milenium ketiga, maka sosok sektor pertanian yang harus dibangun adalah berwujud pertanian modern yang tangguh, efesien yang dikelola secara profesional dan memiliki keunggulan memenangkan persaingan di pasar global baik untuk tujuan pemenuhan dalam negeri maupun ekspor (Krisnamurti, 2001). Dengan semakin terintegrasinya kedalam perekonomian dunia di era globalisasi dewasa ini, menuntut pengembangan usaha tani dan produk pertanian harus siap menghadapi persaingan terbuka yang semakin ketat agar tidak tergilas dengan para persaingnya dari luar negeri. Untuk itu paradigma pembangunan pertanian yang menekankan pada peningkatan produksi semata harus bergeser kearah peningkatan kesejahteraan keluarga petani dan aktor pertanian lainnya dengan sektor agroindustri sebagai sektor pemacunya (Napitupulu, 2000).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Kinerja Program Pembelian Gabah Oleh Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan Di Kabupaten ...(PRT-91)


 I.  PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Pembangunan pertanian pada dasarnya merupakan begian integral dari pembangunan nasional dalam mewujudkan cita-cita yang terkandung dalam jiwa Pancasila dan UUD 1945 untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Sasaran pembangunan nasional dalam jangka panjang ialah terciptanya struktur ekonomi yang seimbang, dengan menciptakan kekuatan dan kemampuan pertanian yang tangguh dalam mendukung perkembangan sektor industri. Bentuk kontribusi utama sektor pertanian terhadap pembangunan nasional umumnya diwujudkan dalam menghasilkan bahan pangan bagi penduduk, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, menyediakan faktor produksi dalam bentuk tenaga kerja dan pembentukan modal investasi, mendukung sektor non-pertanian melalui penyediaan bahan baku industri dan pasar bagi produksi dalam negeri serta menghasilkan devisa melalui kegiatan ekspor hasil pertanian.

  Kebanyakan negara-negara Dunia Ketiga, seperti halnya Indonesia, bahan pangan merupakan bagian terbesar dari komponen konsumsi penduduk, fluktuasi harga pangan yang sangat tinggi dapat menggaggu stabilitas kehidupan ekonomi yang tentu saja sangat mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi. Bertitik tolak dari pendapat inilah, upaya pemerintah dalam hal stabilisasi harga pangan masih cukup relevan, setidaknya sampai tercipta suatu fase dimana pangsa pengeluaran terhadap bahan makanan tidak lagi menjadi bagian yang sangat dominan. 

Perubahan konsumsi tanaman pangan bergantung pada kenaikan dan distribusi pendapatan, pengeluaran dan juga pada pembagian pengeluaran diantara kelas-kelas pendapatan. Untuk setiap distribusi penambahan pengeluaran, permintaan beras akan meningkat lebih pesat dari pada permintaan bahan pangan sekunder lainnya (L. Squire, 1976:64).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Dampak Cooperative Farming Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani (Studi Kasus Di Desa … Kecamatan … Kabupaten … (PRT-90)

I. PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Arah kebijakan pembangunan ekonomi yang diamanatkan GBHN 1999-2004 secara garis besar menyangkut proses transformasi dari keunggulan komparatif (comparative advantage) menuju pada keunggulan kompetitif (competitive advantage), proses pemberdayaan usaha kecil, menengah dan koperasi sebagai aktor utama pembangunan ekonomi dan percepatan pembangunan ekonomi daerah dalam rangka mempercepat otonomi daerah.

Pengembangan sektor pertanian tidak terlepas dari visi dan misi pembangunan pertanian, dirumuskan sebagai pertanian modern yang tangguh dan efisien. Namun demikian usaha untuk membentuk pertanian yang tangguh dan efisien ini masih terhambat dengan masalah klasik, yaitu banyaknya usaha pertanian keluarga yang pada umumnya berimplikasi pada lingkaran permasalahan yang dimulai dengan lahan sempit yang berakibat pada perolehan produk yang rendah. Selanjutnya adalah posisi tawar (bargaining position) petani yang lemah dalam menjual produk tersebut ke pasar, harga jual produk yang rendah, pendapatan petani yang rendah, investasi dan teknologi yang rendah, dan akhirnya kembali pada tahun berikutnya kepada perolehan produk yang rendah.

Usaha memfungsikan  komponen-komponen di atas bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, yang merupakan tahap awal pengembangan usaha pertanian. Dengan peningkatan produksi, terbukalah kesempatan berusaha di bidang pasca produksi, seperti pengolahan, distribusi dan pemasaran. Tahap kedua ditujukan pada peningkatan kemampuan pelaku usaha tani/petani untuk menyisihkan sebagian pendapatannya guna diinvestasikan kembali ke usaha pertaniannya sehingga usahanya dapat tumbuh dan berkembang dengan modal yang dibentuk setiap tahunnya. Tahap ketiga adalah mengintegrasikan usaha pertanian dengan sektor industri dan sektor lainnya untuk meningkatkan nilai tambah, yang dapat menjadi tambahan pendapatan produsen di sektor pertanian.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Fluktuasi Harga Pisang Agung Produksi Kecamatan ... Kabupaten ...(PRT-88)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Program pengembangan hortikultura di Jawa Timur bertujuan meningkatkan produksi dan mutu produk unggulan yang berdaya saing, mengembangkan berbagai produk untuk mendukung diversifikasi pangan, mendorong perkembangan ekonomi daerah dan nasional, mengembangkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan devisa serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengembangkan sistem dan usaha agribisnis hortikultura melalui penerapan paket teknologi sesuai standar prosedur operasional disetiap tingkatan kegiatan. 

Melalui pendekatan agribisnis dari tahun ketahun produksi hortikultura telah menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan, namun baik secara kuantitatif maupun kualitatif produksi tersebut belum seimbang dengan pertumbuhan permintaan baik dalam negeri maupun permintaan dari luas negeri. Permintaan di dalam negeri terutama disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, kesadaran masyarakat akan gizi serta perkembangan agroindustri dan pariwisata. 

Paimin (1994) mengungkapkan, walaupun pemerintah memberikan peluang dalam hal impor buah buahan sehingga vlume impor meningkat, namun kebutuhan buah secara nasional belum tercukupi. Konsumsi buah-buahan penduduk Indonesia pada tahun 1995 baru mencapai 35 kg per kapita per tahun (Effendi 1997). Sedangkan menurut ketentuan badan dunia (FAO) konsumsi ideal untuk buah buahan sebanyak 64 kg per kapita per tahun, dan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap buah pisang menurut data Susenas tahun 2002 baru mencapai 7,80 kg per kapita per tahun jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan konsumsi pisang di Negara maju (Amerika Serikat) yang mencapai 22,05 kg per kapita per tahun. Dengan demikian potensi permintaan buah-buahan termasuk pisang masih cukup besar seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi buah-buahan. 

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Nilai Tambah, Efisiensi dan Saluran Pemasaran Agroindustri Emping Melinjo di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar (PRT-87)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Kabupaten Blitar terletak di bagian selatan Propinsi Jawa Timur, berjarak kurang lebih 160 km dari Ibukota Propinsi, Surabaya. Kabupaten Blitar tercatat sebagai salah satu kawasan yang strategis dan mempunyai perkembangan yang cukup dinamis. Kabupaten Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain, yaitu sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Malang, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri, sedangkan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang. Sementara itu, untuk sebelah selatan adalah Samudera Indonesia, yang terkenal dengan kekayaan lautnya. Apabila diukur dari atas permukaan laut, maka Kabupaten Blitar mempunyai ketinggian ± 167 m dan luas 1.588, 79 km2. Di Kabupaten Blitar terdapat Sungai Brantas yang membelah daerah ini menjadi dua, yaitu kawasan Blitar Selatan, yang mempunyai luas 689,85 km2 dan kawasan Blitar Utara. Kawasan Blitar Selatan termasuk daerah yang kurang subur. Hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan yang berbatu, dimana batuan tersebut cenderung berkapur, sehingga mengakibatkan tanah tandus sulit untuk ditanami. Sebaliknya kawasan Blitar Utara termasuk daerah surplus karena tanahnya yang subur, sehingga banyak tanaman yang tumbuh dengan baik. Salah satu fakor penting yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah di kawasan Blitar Utara adalah adanya Gunung Kelud yang masih aktif, serta banyaknya aliran sungai yang cukup memadai. Gunung berapi dan sungai yang lebar berfungsi sebagai sarana penyebaran zat-zat hara yang terkandung dalam material hasil letusan gunung berapi. 

Lokasi Kabupaten Blitar berada di sebelah selatan khatulistiwa, tepatnya terletak antara 111o401 – 112o101 BT dan 7o581 – 8o915111 LS. Hal ini secara langsung mempengaruhi perubahan iklim. Iklim Kabupaten Blitar termasuk tipe c3, apabila dilihat dari rata-rata curah hujan dan bulan-bulan tahun kalender selama tahun 2000. Perubahan iklimnya seperti di daerah-daerah lain, mengikuti perubahan putaran dua iklim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Satu kenyataan yang dapat kita lihat sampai saat ini bahwa betapa pun Kabupaten Blitar sebagai daerah yang kecil dengan segala potensi alam, geografis dan iklim, serta kualitas sumber daya manusia yang sedang, ternyata telah mampu terdepan dalam keberhasilan pembangunan. Kemajuan demi kemajuan dan kemenangan demi kemenangan yang telah dicapai daerah ini adalah karena besarnya partisipasi, kesadaran dan pengabdian seluruh lapisan masyarakat. 

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Dan Implikasinya Terhadap Volume Penjualan Pada Perusahaan Susu Anugrah Di Desa … Kecamatan …(PRT-82)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak Juli 1997 berpengaruh hampir seluruh sektor perekonomian di tanah air. Usaha peternakan yang tercakup dalam sub sektor pertanian merupakan salah satu penggerak perekonomian tidak luput dari imbas krisis yang terjadi. Namun sektor pertanian mempunyai peran dan kemampuan tersendiri dalam kondisi perekonomian normal maupun dalam keadaan krisis sekarang ini. Sektor pertanian memiliki local content relatif lebih tinggi dibandingkan dengan komoditi manufaktur non pertanian, sehingga kembali dijadikan sebagai salah satu katup penyelamat pembangunan ekonomi nasional.

Perubahan yang terjadi saat ini akan sampai pada tingkatan yang tidak terbatas. Apa yang terjadi akan terus berkembang secara cepat dan terus menerus dibandingkan sebelumnya. Dalam konteks bisnis, perubahan yang cepat ini akan membuat semua perusahaan yang ingin bersaing untuk berfikir bahwa langkah startegis perusahaan dipengaruhi oleh dua hal. Pertama adalah pola fikir konsumen yang dinamis dan kedua adalah pengaruh kekuatan global dengan kemajuan teknologinya. Melihat hal ini, perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan salah satu komponen penting dalam pasar yaitu konsumen. Karena dengan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen, perusahaan dapat memenangkan persaingan pasar yang semakin fokus terhadap kepuasan pelanggan.

Salah satu perusahaan yang bersaing dalam memasarkan produknya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang mengandung banyak gizi akan membantu menyeimbangkan daya tahan tubuh serta meningkatkan daya fikir seseorang. Susu merupakan salah satu minuman bergizi yang berperan sebagai pelengkap dari penerapan pola makan empat sehat lima sempurna. Hal ini disebabkan susu mempunyai kandungan gizi tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisa Resiko Finansial Usaha Peternakan Ayam Pedaging Pada Peternak Plasma Kemitraan Kud “Sari Bumi” Di Kecamatan … Kabupaten …(PRT-78)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu solusi pemecahan masalah ketimpangan ekonomi yang di                                  galakkan dan dijalankan oleh pemerintah hingga saat ini guna mencapai tujuan pembangunan nasional yaitu pemerataan pendapatan adalah melalui kemitraan usaha diberbagai sektor perekonomian negara, yang diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No. 44 Tahun 1997 tentang Usaha Kecil, dimana kemitraan merupakan bentuk kerjasama antara usaha besar dan menengah dengan usaha kecil dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan, sehingga akan memberdayakan usaha kecil agar dapat tumbuh dan berkembang semakin kuat dan memantapkan struktur perekonomian nasional yang seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi serta meningkatkan kemandirian dan daya saing perekonomian nasional. Usaha kecil dan koperasi merupakan bagian terbesar dari pelaku perekonomian nasional maka seyogyanya usaha kecil atau koperasi diberikan peluang dan peran yang lebih besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Adapun salah satu bentuk usaha kemitraan di sub sektor peternakan adalah kemitraan ayam pedaging.

 Kemitraan secara teoritik didefinisikan sebagai suatu bentuk kerjasama di bidang budidaya ayam ras antara perusahaan peternakan dengan peternak rakyat yang masing-masing mempunyai peran yang sama yaitu saling ketergantungan dan menguntungkan kedua belah pihak. Dengan kemitraan diharapkan resiko yang besar dapat ditanggung bersama (risk sharing)     (Hafsah,2000).

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Konservasi Dan Rehabilitasi Lahan Di Sub Daerah Aliran Sungai Pekalen Wilayah Kabupaten … (PRT-75)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang Masalah
Sumberdaya berupa hutan, tanah dan air merupakan kekayaan alam yang harus tetap lestari, sehingga pengelolaan terhadap sumberdaya alam dengan satuan unit pengelolaan berupa daerah aliran sungai harus dilaksanakan secara hati-hati dan bijaksana, sehingga dapat mendukung pula tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lestari.

Sebagai Negara tropis dengan 140 juta hektar hutan, Indonesia memegang peranan penting dan memikul tanggung jawab berat atas mutu dan kelangsungan hidup dimuka bumi.  Apalagi bila diingat bahwa di bumi Indonesia yang luasnya kurang dari 1 % luas dunia, terdapat 325.000 makluk yang merupakan lebih dari 16 % maklukI dunia
Indonesia, bersama sejumlah Negara tropis lain seperti Brazilia, Zaire dan Meksiko, merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (Mega biodiversity). 

Tekanan terhadap sumberdaya alam disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk dengan segala aktivitasnya seperti pada pengelolaan sumberdaya lahan kering. Masih sering dijumpai dalam pengelolaan sumberdaya lahan kering yang belum mempertimbangkan kelas kemampuan lahannya dan penerapan teknik konservasi tanah yang baik dan benar.  Akhirnya sering timbul kondisi lahan yang mengalami degradasi dan berubah menjadi lahan kritis yang mengancam kesejahteraan rakyat banyak terhadap kondisi tersebut diatas, oleh karena itu dipelukan upaya-upaya untuk memulihkan dan mempertahankan fungsi lahan kembali, yang biasa dikenal dengan upaya konservasi dan rehabilitasi lahan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Bawang Merah Sistem Tanam Bibit Dari Biji (Royal Selections) Dengan Sistem Tanam Bibit Dari Umbi Di Kabupaten … (PRT-74)

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Peningkatan kebutuhan bawang merah dapat memberikan peluang yang baik dalam berusaha. Untuk mewujudkan usaha tersebut, banyak aspek yang harus diperhatikan, antara lain mengetahui gambaran karakteristik komoditi, teknik budidaya, pemeliharaan, penanganan, pemasaran dan analisis usahanya.

Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran rempah. Sayuran rempah ini banyak dibutuhkan terutama sebagai pelengkap bumbu masakan guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan.

Daerah sentra produksi dan pengusahaan bawang merah perlu ditingkatkan mengingat permintaan konsumen dari waktu kewaktu terus meningkat. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan daya belinya. Selain itu, dengan semakin berkembangnya industri makanan jadi maka akan terkait pula peningkatan kebutuhan terhadap bawang merah yang berperan sebagai salah satu bahan pembantunya.

Menurut Estu Rahayu dan Nur Berlian V.A. (2004), menyatakan bahwa ada 10 besar daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia adalah  Brebes, Probolinggo, Majalengka, Tegal, Nganjuk, Cirebon, Kediri, Bandung, Malang, dan Pemalang.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Untuk Membeli Benih Cabe Besar Merk Panah Merah Di Wilayah Kabupaten …(PRT-70)

BAB I
PENDAHULUAN

1.       Latar Belakang
            Pemasaran merupakan fungsi penting bagi perusahaan, terutama perusahaan yang memproduksi suatu barang dan jasa, dan di pasarkan sendiri. Pemasaran bukan fungsi yang berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan dengan fungsi-fungsi lain dari perusahaan. Usaha perencanaan pemasaran perusahaan berinteraksi di kondisikan atau di integrasikan dengan perencanaan fungsi-fungsi lain. Oleh karena itu keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada kemampuan di dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi yang ada secara optimal.

            Seperti di ketahui, perusahaan hidup dan tumbuh berkembang di dalam suatu lingkungan yang mengitarinya. Menurut Kotler ( 1985 ) lingkungan perusahaan khususnya lingkungan pemasaran,terdiri atas pelaku-pelaku dan kekuatan-kekuatan dari luar fungsi manajemen perusahaan, yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang sukses dengan para konsumen sasarannya.

            Lingkungan pemasaran perusahaan dapat di golongkan menjadi dua, yaitu lingkungan pemasaran mikro dan lingkungan pemasaran makro.  Lingkungan pemasaran mikro terdiri atas pelaku-pelaku dalam lingkungan pemasaran yang langsung berkaitan dengan perusahaan dan yang mempengaruhinya dalam melayani pasar. Mereka terdiri atas pemasok bahan mentah,perantara pemasaran,konsumen,pesaing dan anggota masyarakat lainnya. Lingkungan pemasaran makro terdiri atas kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi semua pelaku di dalam lingkungan pemasaran mikro, yaitu faktor demografi, ekonomi, teknologi, politik, hukum, sosial budaya dan lain-lain.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Pengembangan Model Penyuluhan Pertanian Klinik Konsultasi Agribisnis Di Bpp-Kp …Kabupaten …(PRT-69)

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang
Penyuluhan pertanian pada paradikma lama adalah system pendidikan non formal yang ditujukan pada keluarga tani, dengan tujuan untuk merubah perilakunya, sehingga mereka menjadi tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi sehingga meningkat pendapatannya sekaligus kesejahteraannya.

Pada penyuluhan pertanian paradikma lama ini tersurat bahwa penyuluhan pertanian semata hanya peningkatan produksi satu-satunya yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Dijaman sekarang peningkatan produksi bukan jaminan untuk meningkatkan pendapatan, justru sebaliknya peningkatan produksi secara massal akan over product dapat merugikan petani, suatu contoh pada tahun 1999 produksi bawang merah nasional melimpah harga menjadi turun dan sampai sulit dijual, pendapatan petani tidak meningkat bahkan modal yang diinvestasikan tidak kembali.

Penyelenggaraan penyuluhan pertanian di masa depan harus dapat mendorong peran serta aktif petani, pelaku agribisnis lainnya dan masyarakat umum atas dasar kemitraan. Hal ini sesuai dengan paradigma baru yang menekankan berkembangnya prakarsa dan kreativitas masyarakat sesuai dengan semangat Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat akan lebih berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator pembangunan. Dengan demikian penyuluhan pertanian dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis dapat menjadi gerakan masyarakat di daerah, guna meningkatkan daya saing dan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Pendapatan dan Efisiensi Gula Merah di Desa Dukuh Kec. Ngadiluwih Kab. …(PRT-73)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dewasa ini pembangunan di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat di lihat dari penggunaan teknologi yang semakin maju, dan berkembangnya sektor  industri baik di pusat maupun di daerah semakin pesat, serta pengembangan di sektor lain juga mengalami peningkatan. Hal ini terjadi pula pada sektor pertanian dimana dengan adanya teknologi maka penanganan pasca panen yang dulu menjadi masalah kini mulai bisa diatasi. 

                Industrialisasi pedesaan merupakan suatu proses yang dicirikan dengan penggunaan alat-alat mekanis dalam sektor pertanian dan semakin berkembangnya industri pengolahan hasil-hasil pertanian. Dampak dari industrialisasi tersebut dapat diwujudkan melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani produsen dengan industri pengolahan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi pedesaan.

                Agroindustri merupakan perpaduan antara dua hal yakni pertanian dan industri. Keterkaitan antara kedua hal inilah yang kemudian  menjadi sistem pertanian dengan basis industri. Konsep pengembangan agroindustri yang berkelanjutan muncul bersamaan dengan adanya perusahaan agroindustri yang baru didirikan tetapi tidak dapat berumur panjang. Banyak contoh yang menunjukkan adanya perusahaan agroindustri yang mulanya berkembang pesat, namun akhirnya tutup karena berbagai alasan apakah disebabkan karena kesalahan manajemen, kekurangan bahan baku atau kurangnya konsumen yang membeli produk agroindustri tersebut. Perusahaan agroindustri yang tutup tersebut tidak mengenal skala usaha apakah itu perusahaan skala besar, menengah atau skala kecil, juga perusahaan agroindustri yang tutup tersebut tidak mengenal apakah agroindustri yang berbahan baku produk pertanian atau lainnya.          

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Evaluasi Dan Strategi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Melalui Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat Di Kecamatan … Kabupaten …(PRT-72)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang 
Kemiskinan adalah realitas kehidupan , yang beragam akar permasalahnnya. Dalam pandangan umum kemiskinan seringkali tidak dilihat sebagai masalah yang pokok dan keadilan , yang hal ini akan mengacu pada sektor perekonomian yang kurang baik bagi masyarakat yang mengalaminya.

Kehidupan yang miskin merupakan kenyataan faktual yang setiap hari dijumpai dan harus dihadapi oleh masyarakat / penduduk miskin. Kemiskinan telah menjadi suatu barang yang biasa karena kehadirannya merupakan suatu kenyataan sehati-hari dalam masyarakat. Hal seperti ini sangat mempengaruhi tanggapan masyarakat itu sendiri terhadap pelaksanaan program pengentasan kemiskinan yang didesign oleh pihak-pihak yang peduli seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),Lembaga Donor, Pemerintah maupun pihak swasta .
Pada hakekatnya penanggulangan kemiskinan menghadapi kendala internal pada tingkat kebijakan. Penanggulangan kemiskinan sangat cenderung dilakukan secara parsial dan disitregatif, misalnya dibatasi pada ego sektor. 

Padahal penanggulangan kemiskinan yang bersifat struktural harus menyentuh segala aspek kehidupan masyarakat baik di bidang ekonomis, politik, sosial dan budaya.Kendala lainnya adalah masyarakat / penduduk miskin dalam proses penanggulangan kemiskinan sering ditempatkan sebagai obyek bahkan penonton, mereka belum sepenuhnya menjadi pemeran utama yang berwenang dalam pola perencanaan, pmengelola maupun mengevaluasi kegiatan penanggulangan kemiskinan, bahkan sebaliknya tidak jarang menjadi alat untuk kepentingan pihak- pihak tertentu.Dampaknya masyarakat / penduduk menjadi pasif terhadap pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan serta pemeliharaan dan pengembangan hasil kegiatan selanjutnya. Hambatan yang penting untuk dipecahkan adalah keberadaan mekanisme perencanaan pembangunan desa yang belum dapat digunakan sebagai wadah penyaluran aspirasi atau usulan kebutuhan masyarakat, mekanisma pola perencanaan pembangunan masih berifat Top down dan monoton .

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Kelembagaan Dan Produktivitas Usahatani Padi Pada Sistem Irigasi … (PRT-71)

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Penelitian
Sektor pertanian sampai saat ini masih memegang peranan penting di dalam menunjang perekonomian nasional. Hal ini disebabkan sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja dan hidup dari sektor pertanian, sehingga perekonomian Indonesia masih sangat tergantung pada kemajuan pembangunan sektor pertanian.   
Kebutuhan akan bahan makanan dari ditemukannya teknologi menanam padi tampaknya telah merangsang munculnya bentuk-bentuk kerjasama dalam sistem pertanian, termasuk di dalamnya mengenai cara pengaturan dan penggunaan air secara bersama . Kegiatan seperti ini tentu saja harus dilaksanakan secara mandiri, karena hasil dari aktivitas pertanian itu akan dipergunakan untuk kebutuhannya sendiri.
Dengan teknologi yang sangat sederhana, tentu saja produktivitas yang dicapai tidak memadai. Kebutuhan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas lahan dan juga produktivitas tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat, mendorong pemerintah untuk melakukan intervensi terhadap sistem irigasi. 


Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Penyuluh Pertanian Pada Bipp-Kp Kabupaten …(PRT-66)

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang
BIPP-KP (Balai Informasi Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan) Kabupaten Kediri mempunyai tugas pokok dan fungsi :
a.                     Pengkajian, perencanaan, koordinasi, Perumusan kebijakan teknis dibidang penyuluhan, informasi, komunikasi penyuluhan pertanian agribisnis, agroindustri dan ketahanan pangan.
b.                   Penyediaan data dan rekomendasi pembangunan penyuluhan agribisnis, agroindustri dan ketahanan pangan.
c.                   Pelayanan teknis dibidang penyuluhan, informasi dan komunikasi pembangunan pertanian agribisnis, agroindustri dan ketahanan pangan.
Penyuluh Pertanian, adalah Pegawai Negri Sipil yang diberi tugas melakukan kegiatan Penyuluhan Pertanian secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian.

Penyuluhan Pertanian, adalah sistem pendidikan luar sekolah di bidang pertanian untuk petani, dan keluarganya serta anggota masyarakat pertanian agar dinamika dan kemampuannya dalam memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dapat berkembang, sehingga dapat meningkatkan peranan dan peran sertanya dalam pembangunan pertanian.

Semangat kerja merupakan sikap dasar seseorang dalam melakukan tugas pekerjaan. Semangat kerja akan tumbuh dan berkembang apabila ada motivasi yang tepat, kondisi lingkungan kerja dirasakan nyaman, pekerjaan yang dilakukannya dihargai sebagai karya manusiawi melalui pemberian imbalan / penghargaan yang wajar dan ada kesempatan untuk berprestasi. Semangat kerja yang timbul pada diri seorang juga dikarenakan adanya kebutuhan. Kebutuhan yang diinginkan mendorong seseorang berperilaku untuk memenuhi tingkat kebutuhannya, oleh karena semangat kerja yang ditimbulkan seseoraang dalam melaksanakan tugas pekerjaanya, tidak bisa terlepas dari usaha untuk mencapai kepuasan kerja.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Bawang Merah Di Kabupaten …(PRT-64)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     ILMU DAN PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan sebuah pemikiran dengan kenyataan atau pikiran lain berdasarkan pengalaman berulang‑ulang tanpa pernahaman kausalitas yang hakiki dan universal. Pengetahuan terbawa sejak manusia itu lahir dan berkembang sejalan dengan perkembangan biologisnya. Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena punya dua kemampuan khusus yang tidak dimiliki makhluk lain, yaitu: pertama, manusia mampu mengkomunikasikan pengetahuan yang ia miliki kepada manusia lain dengan bahasa yang dikuasai; kedua, dengan kemampuan menalar, manusia mampu mengembangkan pengetahuannya sehingga semakin sempurna.

Interaksinya dengan lingkungan alam dan sosial dalam kehidupan sehari-hari telah membuat pengetahuan itu terakumulasi menjadi banyak dan beraneka ragam. Namun, tidak semua pengetahuan yang dikembangkan manusia itu dikategorikan sebagai ilmu, karena jelajah ontologi dan epistemologisnya berbeda. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang menjelaskan suatu obyek dalam hubungan kausalitas dengan menggunakan metode‑metode tertentu yang sistematis. Pengetahuan akan menjadi ilmu apabila pengetahuan tersebut disusun berdasarkan logika‑logika tertentu dan bisa diuji secara empiris melalui peristiwa yang benar‑benar terjadi dalam kehidupan sehari‑hari. Karena itulah, secara ontologis ilmu hanya menjelajah jalur pengalaman manusia, sementara pengetahuan yang bukan ilmu seperti agama dapat menjelajah sampai di luar batas jalur pengalaman manusia.

Oleh karena ilmu hanya menjelajah sebatas pengalaman manusia, maka konsekuensinya adalah pertama, ilmu menghasilkan kebenaran yang tidak mutlak; kedua, ilmu bersifat inter‑subyektif artinya ilmu dapat dicapai oleh siapa saja yang mampu menguasai prosedur dan metodenya; ketiga, ilmu bersifat reproduktif artinya prosedur dan metode itu dapat diulang untuk menguji kembali kebenaran yang dicapai ‑ ilmu. Dalam menjelajah batas pengalaman manusia ilmu menggunakan asumsi‑asumsi tertentu sebelum sampai pada kesimpulan yang dianggap benar. Asumsi‑asumsi yang dimaksud antara lain (1) dunia ini ada, (2) percaya akan kemampuan indra manusia dalam menangkap gejala alam dan sosial, (3) gejala alam dan sosial itu saling berhubungan satu sama lain.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

Strategi Peningkatan Mentalitas Kewirausahaan (Studi Kajian Tentang Mentalitas Kewirausahaan Di Kota …(PRT-68)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Konteks Penelitian
Krisis moneter yang berkepanjangan sampai saat ini serta keterbatasan Pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja menjadi problema ketenakerjaan yang berakibat pada peningkatan angka pengangguran.  Sebagai upaya mengurangi pengangguran diperlukan upaya nyata pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja baru atau perlu dirumuskan strategi yang mengedepankan timbulnya mentalitas Kewirausahaan.

Realita yang ada di Kota Blitar, pada umumnya masyarakat lebih suka mencari pekerjaan dibandingkan dengan menciptakan lapangan kerja.  Untuk meningkatkan taraf hidupnya masyarakat banyak mengambil langkah bekerja di luar negeri. Bekerja di luar negeri menjadi primadona masyarakat Blitar dengan alasan sederhana secara ekonomis penghasilannya cukup menggiurkan, sehingga banyak calon tenaga kerja tidak menyadari tingkat resiko bekerja di luar negeri bahkan resiko tertipu sudah mejadi hal biasa sering terjadi. 

Selain bekerja diluar negeri, orang tua lebih gembira dan bangga jika anaknya diterima sebagai pegawai negeri.  Suatu anugerah yang luar biasa apabila putranya menjadi pegawai negeri.  Pegawai negeri merupakan simbol status sosial yang cukup tinggi serta memiliki prospektif masa depan yang dapat diharapkan berupa dana pensiun dan kepastian penghasilan.

Untuk mendapatkan FILE LENGKAP dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cara Seo Blogger

Contoh Tesis Pendidikan